[CINDERELLA PROJECT] OTA-KATA (The Way of Otaku): Jalan Masih Panjang


Entah kenapa ya, sepertinya orang yang bergerak di bidang kreatif mau nggak mau pasti akan kena Proyek Cinderella. Apa maksudnya? Kalau kamu penulis atau pelukis, pasti pernah dong ngerasain sensasi ngejar deadline mepet yang batas waktunya hari itu juga? Paling lambat dikumpulkan jam 12 malam TET! Biasanya sih lomba. Jangan sampai deh sama klien. Cari mati itu namanya. 

Neko selama ini jarang beruntung kalau masalah ngejar deadline ala Cinderella gini. Pasti lewat, keburu ngantuk, keburu putus asa, keburu pegel. Tapi satu-dua kali pernah Neko ngejar deadline kompetisi nggambar di DA. Untungnya karena kebanyakan penyelenggara kompetisi di DA itu tinggal di luar negeri, Cinderella Deadline, bisa diakali dengan perbedaan waktu. Lha ini?

So, tanggal 28 Januari kemarin, aku dapat info dadakan dari twitternya Elexmedia.


Kata-kata "Hari Ini Lho!" bikin meringis miris XD ARGH!

Ga enaknya twitter. Info disebar udah dari dulu, tapi info ini ketutup kicauannya orang-orang. ARGH. Memang tujuanku follow akun penerbit di Twitter ya beuat dapat info kayak gini. Tapi kalau tahunya tepat di hari deadline gimana cobak??? Huhuhuhu... Ternyata emang kudu sering ngintip twitternya penerbit buat cari info. Gak bisa ngandelin newsfeed doang. Twitter updatenya lebih gila daripada Facebook soalnya. Zzz...

Alarmku berdering keras pas baca info ini. Deadline hari Rabu tanggal 28 Januari tepat jam 24:00, sedangkan aku tahu mungkin udah sore. Sekitar jam 16:00 atau bahkan jam 17:00. WARGH! Aku segera buka file OTA-KATA dan ngeringkas delapan bab Season 1-nya jadi outline sebanyak 10 halaman. Nggak lupa aku langsung share info di ALIANSI via twitter dan FB. Ngomporin teman-teman buat ikutan ngirim juga.

Kok malah nambah saingan? Huahahah. Ga papa sih. Anak-anak yang tergabung dalam ALIANSI ALTAIR sudah berkomitmen untuk saling mendukung sambil tetap berjuang di jalan dan dengan naskah masing-masing. Info selalu dishare secara terbuka dan semua anggotanya bersaing secara sehat :)

Enaknya juga jadi nggak ngerasa berjuang sendiri. Kalau ga keterima bisa nangis sama-sama, kalau keterima bareng bisa janjian di Jakarta. Kalau yang keterima cuma salah satu, tetep seneng coz bisa nitip ilmu dari workshop. 

So, akhirnya sambil chat di FB, aku ngetik outline-nya OTA-KATA. Yang udah baca ceritanya di http://gwp.co.id/ota-kata-the-way-of-otaku/, pasti tahu betapa error-nya cerita ini. Hehehehe. Aku bener-bener nggak punya cerita lain selain ini. Maksudku cerita yang benar-benar selesai sebagai cerita panjang. OTA-KATA kan memang novel pertama yang berhasil aku selesaikan seumur hidupku. Itupun baru Season 1-nya. Dengan kata lain masih sangat panjang. Kini aku masih proses editing. Aku sedang mempelajari soal Tokyo, Hakone, Ikebukuro, Toshima, dan wilayah lain untuk menjadikan seting di novel ini terasa lebih riil.

Kapan yaaa aku bisa melihat kover ini nampang di toko buku? Kovernya adalah hasil editan doodling artis kesukaanku: Ilya Kuvhisnov atau KRONPR1NZ. Aku berharap kalau ini diterbitkan, penerbit akan memperbolehkan aku memakai jasa artis Moskow itu. Tentunya penerbit dong yang bayarin heheheh...
 
Nih aku bagi sinopsis buat outline yang kukirim kemarin. Outlinenya sendiri masih rahasia dong. Kalau mau baca ceritanya ya main aja ke website GWP :)


*****



Falling Sakura Petals...

        Berseting di Jepang, tepatnya di Tokyo. Negara ini terkenal sebagai surga bagi produk animasi (anime) dan komik (manga). Budaya populer tersebut mempelopori munculnya satu kelompok sosial yang disebut “OTAKU”.
 
          OTAKU adalah orang-orang yang begitu terobsesi menekuni hobinya. Jenis hobi yang membuat seorang otaku bisa ketagihan ada bermacam-macam. Namun, umumnya istilah ini identik dengan hobi yang berkaitan dengan anime (animasi atau kartun ala Jepang) dan manga (komik dengan gaya khas Jepang). Namun, tahukah dirimu bahwa di Jepang sendiri, para otaku  ini masih distigma negatif? 

          “Mereka orang-orang aneh. Lebih suka tokoh kartun dua dimensi daripada orang-orang di dunia nyata. Suka mengurung diri di kamar. Tak produktif”

            “Orang-orang yang delusional.” 

“Otaku itu suka buang uang untuk koleksi figurine atau baju cosplay!

       Apakah kelompok otaku itu sedemikian buruknya? Apakah para otaku ini begitu abnormal, sehingga tak berhak merasakan cinta sejati di dunia nyata? Novel ini mencoba memperlihatkan sisi lain dari sekelompok anak muda SMA yang mendeklarasikan diri sebagai otaku. Mereka berjuang untuk berprestasi dan mendapat pengakuan sekolah, demi mempertahankan klub otaku yang nyaris dibubarkan OSIS. 

Kelima anggota klub otaku adalah anak-anak yang memiliki latar belakang kehidupan yang bervariasi dan kompleks. 

Ada Rie, anak baru yang mantan hikikomori (shut-in) dan mati-matian menyembunyikan keotakuannya. 

Ada Liu Shan, cowok cantik yang suka cross-dress alias memakai baju-baju karakter wanita dari manga dan anime

Ada Fei, sang ketua klub yang terkesan super duper cuek akan nasib klubnya sendiri, tapi sebenarnya bercita-cita menjadi animator. 

Ada Yue, butler yang bekerja pada Liu Shan, ahli special effect dan tata panggung, yang sangat memuja majikannya. 

Ada Rufi, pemuda albino pengidap narkolepsi. Ia adalah penulis novel berbakat yang sering terkena depresi gara-gara writer’s block. Narkolepsi mengakibatkan Rufi sering jatuh tertidur tanpa melihat sikon. 

Masing-masing memiliki impian yang ingin dicapai. Dan bagi anak-anak ini, menjadi otaku tak hanya sekedar hobi, melainkan gaya hidup!

Dalam novel bagian pertama ini, Rie dan kawan-kawannya harus berjuang menarik sejumlah anggota baru ke klub, atau mereka harus dibubarkan!

****************************************************************************** 


Nah, saat aku sedang mengetik sinopsis dan outline dari novel ini untuk mengikuti seleksi, aku baru menyadari satu kesalahan yang fatal: TEMA BESAR OTA-KATA ITU BUKAN ROMANCE! Ya, tema besarnya lebih mengarah ke impian masa muda dan persahabatan. Kisah cinta so pasti akan disisipkan, tapi masih nanti sekali. Bahkan di outline-nya pun tak menekankan bagian cinta-cintaan selain adegan ketika Rie ditolak seniornya itu.

Waduh...

Tapi apa boleh buat ya. Saat aku menyadarinya, hari sudah terlalu malam. Kepalang tanggung, outline tetap kuselesaikan. Toh kalau aku tidak lolos, outlinenya masih bisa dipakai untuk penerbit lain. Tapi begitulah. Setingan novelnya memang sangat ajaib dan berpatokan pada gaya penceritaan gag anime seperti Chuunibyou Demo Koi ga Shitai dan Perfect Girl Evolution, lengkap dengan humor-humor "mustahil"nya. Yang nggak suka Jejepangan atau asing dengan budaya otaku mungkin akan menemukan kalau setingan novel ini nggak masuk akal. Padahal, memang sengaja dibuat nggak masuk akal! Hahaha. Aku masih berusaha agar cerita novel ini jadi less-segmented. Doakan dakuuu...

Ternyata OTA-KATA kalau dibikin versi outline jadinya malah lebih aneh! Zzz... Memang lebih baik dibaca secara full novel, pesona serta keunikannya bisa tertangkap secara utuh. Hehehe... Parahnya, aku menyelesaikan outline  ini lewat dari jam 12 malam! Waaa... Seandainya aku Cinderella, aku pasti sudah bikin heboh di istana ketika gaun cantikku tiba-tiba berubah jadi celemek rombeng. Zzz...

Lagi-lagi aku keras kepala. Pada beberapa kesempatan, panitia lomba yang kuikuti pernah melonggarkan deadline sampai dua kali. Yang pertama Yayasan Korea, yang satunya malah dari Kementerian. Masak ini nggak? *PLAK!

Ya udah aku kirimlah tuh outline. Yang diminta 10 halaman. Aku kirim 11 halaman soalnya halaman pertama itu halaman cover. Daaan... MAILER DAEMON! Astagaaa... ini udah seperti pertanda buruk saja. Empat kali aku kirim via yahoo, gagal terus. Akhirnya aku coba pakai gmail. Baru berhasil. Fiuh. 

Postingan ini tentu akan berakhir manis seandainya aku benar-benar terpilih. Sayangnya, realitas di dunia nyata kadang berjalan tidak sesuai dengan yang kita inginkan. MAILER DAEMON yang terjadi sampai empat kali itu ternyata memang pertanda kalau event ini belum sesuai buatku. Tepat 6 Februari, Elex pun merilis daftar peserta yang terseleksi.

Iya... Namaku nggak ada. Heuh... T_T Nggak usah diperjelas napa.

Satu-satunya penghiburan buatku adalah ada dua nama anak ALIANSI ALTAIR yang masuk di lima puluh daftar itu. Mbak Eka Herlyanti dengan outline novelnya yang berjudul (Love) You Are Invited. Tujuh cuplikan babnya bisa dibaca di sini: http://gwp.co.id/love-you-are-invited/. Lalu ada juga nama ponakan angkat di situ, Rifki Kurniawan dengan outline novelnya yang berjudul Gadis Di Hari Senin. Cuplikan naskahnya bisa dibaca di sini: http://gwp.co.id/gadis-di-senin/.

Tapi sayangnya yang bakal berangkat cuma Mbak Herly aja. Rifki nggak berangkat karena posisinya sekarang berada di Samarinda. Wuah hal ini tentu memancing kehebohan di aliansi. Hampir semua orang mendesak agar pemuda SMA ini bersedia menerbangkan pantatnya ke Jakarta. Sampai ada yang mau urunan buat jadi sponsor tiketnya Rifki. Hiks, aku terharuuu waktu tahu perasaan anak-anaj aliansi ternyata bisa sekuat itu.

Namun, dengan berbagai pertimbangan Rifki tetap memutuskan untuk tidak berangkat. Yah... jadi bendera ALTAIR akhirnya hanya bisa diwakilkan pada Mbak Herly. Semoga perjalanan beliau tanggal 14 Februari nanti lancar. Semoga beliau berhasil menggalang link dari Elex Media dan bisa membagikan ilmu yang bermanfaat bagi anggota aliansi sepulang dari Jakarta nanti. Tentu saja, harapan utama adalah potensi penerbitan untuk novel (Love) You Are Invited. 

Untuk OTA-KATA sendiri, yah... seperti sub judul season keduanya, The Long and Windy Road, jalan masih panjang bagi OTA-KATA untuk bisa mencapai rak toko buku. Huhuhuhu...

Aku sangat positif kalau OTA-KATA nantinya bisa berkembang dan diterbitkan. Karena seniorku sudah lebih dahulu menerbitkan novel tentang otaku atau tentang cosplay di Plot Point lebih dahulu. Sayang saat kuhubungi, Plot Point nggak nerbitin naskah lagi. Padahal, aku sudah berencana untuk mengirimkan OTA-KATA ke sini. Oke berarti harapanku masih ke Elex (Still!) dan penerbit light novel seperti Shining Rose. Novel di bawah ini benar-benar jadi motivasiku untuk mengembangkan dunia OTA-KATA secara serius. GANBATTE KUDA! SAI!

Seniorku aja bisa bikin buku tentang otaku. Masa aku nggak bisa?

Previous
Next Post »
Thanks for your comment