Do You Keep Your Sanity While Online?


Tulisan yang dibuat dalam keadaan agak capek karena habis begadang nyelesein job (dan heeey...masih ada deadline cerpen buat kelas Online yang Neko ikuti besok hiahahah... never ending deadline. Thanks God I'm still alive)

I'm fed up with net. At least for this time. People seems like throwing their harsh opinion everywhere (at least in what I'm seeing. If you're not experiencing this feeling, good for you...). Or Maybe I'm just happened to being online while some "harsh commentators" are around...

Usually I'm just being a silent reader. Semi-stalking if I could receive some ideas or references for the way of people think... But it's tiring already. When I'm going online (especially on FB), I dunno know why, lately the first time I spot is about how people nagging of certain issues. It could be government-related issues (same old tales, same old songs), it could be some people throwing harsh comments each other about other religions (geeze... what's wrong with you people???), or even about other ethnics (just like the case of "American The Beautiful" anthem song for Super Bowl ad. *see the link below. People said that the song should be sung only in English because it's ad for American! And many of the commentators even talked far like wanting people from other ethnics to go back to their own homeland. Excuse me? If that happened, only the Indian Tribes will remain in America!)

http://publicshaming.tumblr.com/post/75447787843/speak-english-racist-revolt-as-coca-cola-airs


Lucunya, yakin deh orang-orang itu habis nyampah langsung lenggang-kangkung seolah habis boker. Cih... Pada kenyataannya mereka dan orang-orang yang menanggapinya tak berbuat apa-apa di kehidupan nyata untuk memperbaiki keadaan yang mereka hujat dan hina-dina.


Neko senengnya kalau teman-teman Neko di FB berbagi postingan inspiratif, pengalaman lucu, pengalaman menarik yang bisa dijadikan pelajaran, dan sebagainya. Sesuatu yang lebih melegakan dan menyenangkan. Tapi sayangnya banyak orang-orang yang berpikir mereka itu keren dengan bersikap sinis dan nyampah di internet, throwing their hateful comments anywhere. Yeah, karena ini adalah dunia maya, dimana kita tidak perlu bertatap muka. Tapi apakah itu berarti harus melupakan etika dan berpikir bisa berbuat apa saja?

Bagaimanapun orang-orang di balik avatar itu kan manusia beneran juga. Aslinya di dunia nyata mereka punya hati dan perasaan juga kan?

Tergoda untuk meremove orang-orang seperti sebenarnya. But...well... I have some complicated reason why I keep them in the "friend list" (some of them have warned me though that adding them means my own risk LOL). Mostly because I take them as my living reference of how people speak up their different mindsets (which are really different to mine and my community! LOL). Mostly because I once chat to them personally and actually personally they're not that jerk. Or I just testing my limit of tolerance.  LOL... 

Sometimes I just simply ignored them. But when I felt tired of reading their trashy thoughts, then one of my old friends posted a hadits below (sorry it's in Indonesian)

Orang gila yang sesungguhnya...
Dalam hadits dari Anas yang diriwayatkan oleh Ibn Najjar dikasahkan, "Pada suatu hari, Rasulullah Saw saat berkumpul bersama para sahabat, lewatlah seorang pria gila. Para sahabat berkata, "Pria ini, adalah pria gila."

Rasul Saw kemudian bersabda, “Hati-hati bicara. Orang ini bukanlah gila. Orang gila adalah yang terus menerus berbuat maksiat. Sedangkan orang ini, ia sedang mendapat musibah (sakit)”.

Dalam riwayat lain baginda Rasul bersaba, "Tahukah kalian orang gila seperti apa?" Sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui."

Rasul Saw kemudian menjelaskan:”Orang gila ialah orang yang berjalan dengan sombong, yang memandang orang lain dengan pandangan yang merendahkan, yang keburukannya membuat orang tidak merasa aman dan kebaikannya tidak pernah diharapkan. Itulah orang gila yang sebenarnya (al-majnuun haqq al-majnuun)."

Melihat hadits ini dapat diketahui bahwa, sifat-sifat orang gila sejati adalah;
1. Sombong, angkuh.
2. Merasa diri paling baik dan memandang rendah orang lain.
3. Tidak aman dengan keburukannya.
4. Kebaikannya tidak pernah diharapkan.


Pretty well said. This makes me contemplate deeply. Jadi mikir, jangan-jangan banyak orang gila yang bertebaran di internet? Mereka yang kebetulan saja mengenyam pendidikan yang cukup dan dikarunai rejeki yang cukup sehingga bisa ngenet, tapi malah menggunakannya untuk...mengekspresikan "kegilaan dan sisi gelap mereka"?


And now after reading the hadits I'm trying my best to hold my harsh comments, even if sometimes I'm confronted by those cynical people. Just don't want to make myself look like them... Well pretty hard for me. Di satu sisi aku merasa kadang harus tegas mengkonfront ide-ide mereka. Di sisi lain, aku ingin tetap menjaga kesantunanku. Karena berdebat secara kasar percuma, tidak akan membuat mereka berubah jadi lembut dan mengubah mindset mereka kan... Dasar, I once joked that everybody in net seems like need writing therapy badly!

Ah...

Pada akhirnya sekarang aku sedang berlatih, kalau nggak terlalu perlu, aku nggak akan nyetatus atau komen di status atau postingan orang (walaupun mungkin tergoda). Dan aku lebih suka observe ke page teman-temanku yang memang motivator atau mereka yang selalu posting hal-hal inspiratif dan positif di page mereka. Kalaupun komen ya itu, tadi...berusaha control banget....

Aku masih harus berlatih untuk mengurangi intensitas ngenet dan kembali ke kebiasaan lama sebelum aku mengenal komputer dan internet: baca buku (karena berita di net pun simpang siur dan aku sering mikir, perlu ga sih aku tahu soal A, B, C, D? Memangnya apa yang bisa aku lakukan selain komen dan menanggapi komentar???)

Bagaimanapun apa yang aku tulis di dunia maya, akan terus tertinggal sampai kapan pun. Dan aku tentunya ingin meninggalkan jejak yang positif bukan yang negatif....


Ah...kuakhiri saja postingan ini. Cukup sudah ungkapan hatiku hari ini. Mari menjadi netizen yang menebarkan pesan positif, kedamaian, dan inspiratif


Akhir kata...

Sepi berbeda dengan Hening, walau sering sama-sama sendiri. Dan Sepi sering merindu Hening, meskipun tak ingin keberadaannya tergusur. Sepi tetap ada. Di pojokan. Sendiri merindu Hening.



Previous
Next Post »
Thanks for your comment