[Cat's Contemplation] Diuji Nasihat Sendiri

So... beberapa waktu lalu aku menemukan postingan berupa poster berisi kata-kata bijak Mario Teguh. Aku nggak tahu apa kata-kata itu benar-benar dikeluarkan oleh seorang Mario Teguh (hahaha). Yang jelas di poster itu ada foto dia sedang tertawa super cerah. Well, dalam hal ini akhirnya berlaku prinsip: "Yang penting apa yang dikatakan, bukan siapa yang mengatakan." (suatu prinsip yang hanya berlaku di beberapa kasus saja).

Nasihat di poster itu menarik. Intinya adalah, "Suatu saat setiap orang akan diuji oleh nasihatnya sendiri."

Nasihat terasa begitu mengena. Karena pernah pada suatu kesempatan seorang teman curhat melalui SMS. Intinya dia bermasalah dengan orang yang sedang dia suka. Lalu dia juga membenci keadaannya sendiri karena masalah lain (bukan sesuatu yang bisa dishare di sini). Saat itu aku menasihatinya agar bersabar dan bersyukur atas anugerah yang sudah dia miliki. Dia anak yang di mataku sangat berprestasi. 

Karena nada SMSnya saat itu terdengar begitu "genting", aku langsung beli pulsa telepon dari ibuku (biasanya aliran SMS) berusaha mengingatkan bahwa dirinya berharga. Bahwa dirinya sudah melalui perjuangan yang begitu berat dan berhasil bertahan hingga sekarang. Dan itu hal yang hebat. Berarti Tuhan menyayanginya dan berencana membuatnya jadi orang yang hebat dan kuat di masa depan dengan memberinya cobaan seperti itu.

Sumber gambar: https://pbs.twimg.com/media/Bnp4ysFIYAA5afF.jpg

***

Pada saat membaca poster berhias wajah Mario Teguh itu (bukan yang di atas sih, aku nggak menemukan poster itu lagi), aku tercekat. Karena ya, nasihat untuk "bersyukur" pun berbalik padaku.


Aku sedang menghadapi suatu isu, dan tiap hari rasanya aku harus berusaha keras untuk bisa terus bersyukur dan tak tenggelam dalam keluhan tanpa ujung. Lebih ke secara psikologis sih. Aku tahu, mungkin selama ini aku sering lalai. Di saat senang orang sering lalai kan. Padahal, keadaan bahagia dan menyenangkan pun termasuk ujian juga. Rasanya aku seperti diingatkan agar terus dekat kepadaNya. Setiap lagi down, dalam setiap sujud, aku merenungi apa yang kira-kira membuatku terus galau. Dan minta diberi kekuatan, kesabaran, keikhlasan, keimanan, juga rasa syukur. Dan minta agar ketika ujian kesedihan ini berakhir, dan ceria kembali menyapa, aku tak lagi lalai seperti sebelum-sebelumnya. Atau... sekarang pun sebenarnya aku bisa bahagia, jika aku lebih bersyukur. 

Buku Tahajjud Notes yang sedang kubaca menuliskan kata-kata teguran yang intinya seperti ini:

Jangan mengkhawatirkan nikmat yang belum dimiliki. Khawatirlah jika melupakan nikmat yang sudah disyukuri.

Sumber gambar:
https://66.media.tumblr.com/1b2af184d50ac1a205b1d70caa159321/tumblr_nz8yvqqhII1qmc3dbo1_400.jpg



Previous
Next Post »
Thanks for your comment