Seorang Nenek di Selokan

Sudah hampir dua bulan rasanya Neko tinggal di kota ini (dimana? RHS dong hehehe). Tentunya banyak hal yang berbeda dibandingkan dengan kota Malang, terutama cuacanya yang lebih panas. Ada satu hal yang Neko nggak pernah dapatkan di kota Malang. Hal ini sama sekali bukan hal yang positif.


Pemandangan ini pertama kali Neko lihat di sore hari waktu Neko baru pulang dari warnet. Jarak antara warnet dengan rumah Pakde tempat Neko tinggal lumayan jauh dan melewati jalan raya. Waktu sedang berjalan di tepi trotoar, Neko menangkap ada pemandangan yang aneh di dalam selokan besar tepat di samping trotoar. Seorang nenek!


Ya, seorang Nenek tengah....entahlah...dari pandangan sekilas dia sepertinya lagi cebok (maaf). Posisinya jongkok di dalam selokan. Ia menepuk-nepuk air selokan untuk membersihkan badannya. Astaghfirullahaladhiiim... Terenyuh hati ini. Tapi Neko nggak bisa berbuat apa-apa. Pemandangan itu terus mengganggu pikiran Neko sampai saat ini, karena kejadian serupa tidak hanya Neko dapati sekali. Hampir setiap kali Neko pulang dari warnet di sore hari, Neko melihat nenek itu di selokan, sedang mengerjakan hal yang sama.


Siapa nenek itu? Apa dia tak punya saudara dan kerabat? Apa yang terjadi padanya sampai akhirnya dia terdampar di selokan seperti itu? Neko membayangkan suatu saat di masa lalu nenek itu tentunya gadis biasa yang lahir dari keluarga biasa. Mungkin dia sempat sekolah sebentar, punya mimpi, dikelilingi keluarga yang menyayanginya, dan rumah untuk bernaung. Pasti tak pernah terbayang di benak gadis itu bahwa puluhan tahun kemudian, yaitu sekarang, dia harus berakhir menjadi penghuni selokan... Hiks...


Apa yang dilakukan penguasa kota ini? Tak adakah yang peduli? Kemarin di kota ini diselenggarakan Pilkada. Mana janji-janji manis yang kau seru-serukan di poster-poster itu Bapak-Bapak? Ibu-Ibu? Apa mungkin kalian bisa memenuhi janji untuk menyejahterakan kota ini? Sementara ada seorang nenek terpinggirkan di selokan tepi jalan raya pun kalian tak tahu.

Ingin rasanya Neko memotret nenek itu dan mengirimkannya ke surat kabar lokal agar keberadaan nenek itu tersorot. Siapa tahu masih ada hati-hati yang mulia yang sudi untuk mengulurkan tangan kepada nenek itu. Hari ini sebelum ke warnet, Neko menjumpai nenek itu lagi di selokan yang sama. Tapi Neko nggak sanggup dan nggak sampai hati memotretnya. Kenapa? Karena saat itu si nenek sedang mandi di selokan!
Previous
Next Post »
Thanks for your comment