PUISI RELIGI: MENANGISLAH


MENANGISLAH

Pernahkah kau menajamkan telingamu
di tengah keheningan malam
ketika semua makhluk terlelap
larut dalam buaian?

Pernah kau mendengarkan
Bisikan-bisikan kecil
sayup merintih
pilu menyayat?

Bisikan yang mendesah resah:
                                                (Menangislah…) 

Menangislah bagi mulutmu
yang  kering meranggas
gersang dari dzikir
                                                (Menangislah…) 

Menangislah bagi kedua telingamu
yang jarang mendapat belaian
lantunan Al Furqan

                                                (Menangislah…) 

Menangislah bagi kedua tanganmu
yang sering kau tepis
untuk beramal dan berinfaq

                                                (Menangislah…) 

Menangislah bagi kakimu
yang jarang kau langkahkan
menuju masjid maupun majelis taklim

                                                (Menangislah…)

Menangislah demi kedua bola matamu
yang selalu merintih pedih
setiap kali kau arahkan kepada dosa dan maksiat

Mata ini telah lama merindukan air mata taubat
Menangislah tuk melembutkan hatimu
yang telah lama berkerak

                                                (Menangislah…) 
                                                (Kenapa harus malu?) 

Menangislah sebelum air mata tiada lagi berarti
sebelum penyesalan tiada lagi berguna.

Malang, 3 Februari 2008.

night contemplation


Hahaha...tumben-tumbenan Neko bisa bikin puisi yang sangat serius en nggak ada error-errornya sama sekali gini. Makanya perlu diabadikan kan? Bagaimana menurut kalian? =)

Previous
Next Post »
Thanks for your comment